Jumat, 23 Mei 2014

PENGARUH KEPADATAN PENDUDUK DI JAWA TENGAH TERHADAP KEMAKMURAN MASYARAKAT DI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH

Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara . Luas wilayah 34.548 km2, atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.

Gambar 0-1 Peta Jawa Tengah




PERTUMBUHAN PENDUDUK DI JAWA TENGAH

Pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dalam perkembangan sosial ekonomi di Provinsi tersebut.  Karena jika penduduk di Provinsi Jawa Tengah bertambah maka akan menyebabkan kepadatan penduduk atau ledakan penduduk yang akan mempengaruhi ketersediaan lapangan pekerjaan, pangan, dan papan. Dengan demikian akan terjadi kesenjangan ekonomi antara warga Provinsi satu dengan yang lainnya yang tidak dapat dihindari lagi.

Gambar 0-2 Ilustrasi Kepadatan Penduduk




JUMLAH PENDUDUK JATENG TAHUN 2013

Sumber : Disnakertransduk Provinsi jawa Tengah


No.
Kode
Kab./kota
Pria
%
Wanita
%
Jumlah
%
1
33.1
CILACAP
916.226
50.95%
882.073
49,05%
1.798.299
5,19%
2
33.2
BANYUMAS
866.811
50.89%
836.639
49,11%
1.703.450
4,91%
3
33.3
PURBALINGGA
469.922
50.85%
454.180
49,15%
924.102
2,67%
4
33.4
BANJARNEGARA
503.131
51.27%
478.231
48,73%
981.362
2,83%
5
33.5
KEBUMEN
691.456
51.23%
658.179
48,77%
1.349.635
3,89%
6
33.6
PURWOREJO
373.519
50.33%
368.630
49,67%
742.149
2,14%
7
33.7
WONOSOBO
434.884
51.52%
409.286
48,48%
844.170
2,43%
8
33.8
MAGELANG
645.138
51.03%
619.127
48,97%
1.264.265
3,65%
9
33.9
BOYOLALI
495.234
50.93%
477.053
49,07%
972.287
2,80%
10
33.10
KLATEN
633.314
50.01%
633.110
49,99%
1.266.424
3,65%
11
33.11
SUKOHARJO
436.251
50.44%
428.609
49,56%
864.860
2,49%
12
33.12
WONOGIRI
495.994
50.17%
492.709
49,83%
988.703
2,85%
13
33.13
KARANGANYAR
404.228
49.32%
415.361
50,68%
819.589
2,36%
14
33.14
SRAGEN
466.671
50.26%
461.919
49,74%
928.590
2,68%
15
33.15
GROBOGAN
684.586
50.28%
677.094
49,72%
1.361.680
3,93%
16
33.16
BLORA
438.493
50.17%
435.578
49,83%
874.071
2,52%
17
33.17
REMBANG
310.004
50.67%
301.747
49,33%
611.751
1,76%
18
33.18
PATI
611.687
49.90%
614.204
50,10%
1.225.891
3,54%
19
33.19
KUDUS
397.170
49.76%
401.014
50,24%
798.184
2,30%
20
33.20
JEPARA
602.662
50.55%
589.546
49,45%
1.192.208
3,44%
21
33.21
DEMAK
554.864
50.47%
544.513
49,53%
1.099.377
3,17%
22
33.22
SEMARANG
496.989
50.56%
485.954
49,44%
982.943
2,83%
23
33.23
TEMANGGUNG
383.158
50.87%
370.125
49,13%
753.283
2,17%
24
33.24
KENDAL
474.684
50.50%
465.355
49,50%
940.039
2,71%
25
33.25
BATANG
384.063
50.62%
374.672
49,38%
758.735
2,19%
26
33.26
PEKALONGAN
453.084
49.73%
458.012
50,27%
911.096
2,63%
27
33.27
PEMALANG
742.947
51.15%
709.627
48,85%
1.452.574
4,19%
28
33.28
TEGAL
709.563
51.35%
672.304
48,65%
1.381.867
3,99%
29
33.29
BREBES
949.966
51.23%
904.355
48,77%
1.854.321
5,35%
30
33.71
KOTA MAGELANG
60.159
48.89%
62.902
51,11%
123.061
0,35%
31
33.72
KOTA SURAKARTA
271.667
49.53%
276.810
50,47%
548.477
1,58%
32
33.73
KOTA SALATIGA
85.420
49.41%
87.443
50,59%
172.863
0,50%
33
33.74
KOTA SEMARANG
805.910
49.97%
806.893
50,03%
1.612.803
4,65%
34
33.75
KOTA PEKALONGAN
150.692
50.53%
147.553
49,47%
298.245
0,86%
35
33.76
KOTA TEGAL
138.671
50.70%
134.845
49,30%
273.516
0,79%
Jumlah penduduk
17.539.218
50,58%
17.135.652
49,42%
34.674.870
0



FAKTOR TERJADINYA LEDAKAN PENDUDUK DI JAWA TENGAH 
  1.  Jumlah penduduk yang besar.
  2. Pertumbuhan penduduk yang cepat.
  3. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
  4. Banyaknya yang menikah di usia dini.
  5. Program KB tidak terlaksana dengan baik.
  6. Menurunnya angka kematian,yang disebabkan oleh berkembangnya dalam bidang kesehatan atau medis.
  7.  Banyak penduduk desa yang bertransmigrasi,sehingga pusat kota menjadi lebih padat.


Masalah yang akan timbul dengan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat seperti banyaknya pengangguran disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan,banyak terjadinya tindakan kriminal,angka kemiskinan menjadi lebih tinggi. 

Menurut saya dalam menanggapi masalah ini, Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya dan juga menyediakan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya, dan perbanyak penyuluhan tentang program KB.
 


BEBERAPA DAMPAK LEDAKAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP KESEJAHTERAA  SOSIAL EKONOMI KHUSUSNYA DI JAWA TENGAH 

  1. Mempersulit administrasi pemerintahan. 
    Administrasi pemerintahan identik dengan pencatatan data registrasi vital penduduk yaitu fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan) penduduk. Selain itu pemerintah juga harus melayani kebutuhan administrasi penduduk, misalnya seperti pembuatan KTP, pembuatan akte kelahiran, pembuatan kartu keluarga dan lain-lain. Jika terjadi ledakan atau kepadatan jumlah penduduk, maka terbayang bagaimana sulitnya pemerintah harus mencatat segala aktivitas penduduk tersebut di atas.  Dan terbayang pula berapa pegawai pemerintahan yang harus dibutuhkan untuk melayani kebutuhan administrasi penduduk yang semakin banyak.
  2.  Meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan, dan papan . 
    Jika terjadi ledakan jumlah penduduk, maka semakin banyak pula manusia yang membutuhkan asupan sandang, pangan, dan papan. Maka pemerintahpun harus menambah ketersediaan sandang, pangan, dan papan untuk penduduknya yang semakin bertambah tersebut. Kebutuhan akan sandang dapat dipenuhi oleh industri tekstil, kebutuhan akan pangan dapat dipenuhi oleh industri pertanian (salah satunya), dan kebutuhan papan dapat dipenuhi oleh industri bahan bangunan (salah satunya).  Hal ini tentu menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menjamin ketersediaan stok sandang, pangan, dan papan untuk penduduk yang berada di daerahnya.
    Tapi apa yang terjadi jika ternyata stok sandang, pangan, dan papan yang ada ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya semakin bertambah?
    Kita ambil contoh untuk kebutuhan pangan, pemerintah memiliki BULOG (Badan Urusan Logistik) untuk pemerintah pusat dan DOLOG (Depot Logistik) untuk pemerintah daerah yang berfungsi salah satunya untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pangan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan lain-lain. Kita persempit lagi contohnya, yakni DOLOG Provinsi Jawa Tengah. Semakin bertambahnya penduduk, maka akan semakin banyak pula kebutuhan pangan pokok yang harus disediakan oleh DOLOG. Bagaimana jika kebutuhan sembako yang disediakan oleh DOLOG ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk di daerah itu ?  Tentu sembako akan menjadi barang rebutan dan akan menjadi barang yang langka di Jawa Tengah yang mengakibatkan harganya akan semakin melonjak dan masyarakat yang berada di kelas ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli kebutuhan pangan pokok tersebut, dan tentu akan berdampak pada kemiskinan yang kian parah.
  3. Berkurangnya lahan yang ada di Jawa Tengah.
    Untuk memenuhi kebutuhan papan yakni rumah tentu kita memerlukan lahan untuk membangun. Semakin  bertambah banyak penduduk, tentu kebutuhan akan rumah semakin banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara lahan yang tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman di Jawa Tengah, seperti di Semarang, sedikit sekali lahan-lahan kosong yang tersisa. Meskipun kosong, biasanya sudah ada yang memiliki untuk keperluan investasi atau akan dijadikan tempat tinggal anak cucunya. Sedikit sekali lahan yang menjadi resapan air. Akibatnya berbagai dampakpun menyusul, seperti banjir.  Selain itu, makin sedikitnya lahan yang kosong, akan membuat harga tanah di Jawa Tengah semakin melonjak, dan tentu saja masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli tanah untuk membangun rumah, sehingga mereka mencari “lahan” lain untuk tinggal, seperti kolong jembatan, taman kota, stasiun, emperan toko, dan lain-lain. Jadilah mereka menyandang gelar tunawisma.
    Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan papan, untuk memenuhi kebutuhan pangan pun kita memerlukan lahan. Misalnya beras, untuk menghasilkan beras tentu diperlukan sawah untuk menanam padi. Pemerintah daerah tidak mungkin akan terus bergantung kepada pemerintah pusat untuk penyediaan beras. Semakin bertambahnya penduduk semakin bertambah pula kebutuhan akan beras di Jawa Tengah. Dan semakin bertambahnya kebutuhan beras akan semakin bertambah pula kebutuhan akan lahan untuk menanam padi.
    Jika kita llihat dua fenomena di atas, ledakan penduduk akan mengakibatkan terjadinya perebutan lahan untuk perumahan dan pertanian. Dan sebagian besar fenomena yang terjadi dewasa ini adalah pengikisan lahan yang lebih diutamakan untuk perumahan. Kemudian ledakan penduduk juga akan berakibat semakin berkurangnya rasio antara luas lahan dan jumlah penduduk atau yang biasa kita sebut dengan kepadatan penduduk.
  4.  Rusaknya lingkungan hidup di Jawa Tengah.
    Salah satu dampak dari fenomena ledakan jumlah penduduk atau kepadatan penduduk adalah rusaknya lingkungan hidup.  Rusaknya lingkungan hidup karena setiap orang pasti mengeluarkan output berupa limbah (misalnya sampah, limbah kegiatan rumah tangga, dan lain-lain). Jika jumlah penduduk semakin banyak, maka limbah yang tercipta akan semakin banyak dan dapat mencemari lingkungan hidup sekitar kita.
  5. Meningkatnya angka pengangguran. 
    Semakin bertambahnya jumlah penduduk di Jawa Tengah tentu akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Namun bagaimana jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak cukup menampung jumlah tenaga kerja yang ada ? Tentu hal ini akan berdampak pada meningkatnya angka pengangguran di Jawa Tengah. Meningkatnya angka pengangguran ini akan diikuti oleh meningkatnya angka kriminalitas , kemiskinan, dan berbagai kesnjangan sosial di Jawa Tengah.


Beberapa hal di atas merupakan dampak dari fenomena ledakan jumlah penduduk di Jawa Tengah. Jika hal di atas dibiarkan terus terjadi maka penduduk di Jawa Tengah  akan menjurus ke arah kemiskinan. Fenomena ledakan jumlah penduduk di Jawa Tengah tentu dapat dicegah oleh pemerintah melalui beberapa langkah, salah satunya adalah lebih menggalakkan program KB. Misalnya dengan melakukan penyuluhan di daerah-daerah yang terpencil (pedesaan) di Jawa Tengah. Program KB tentu akan berhasil jika semua masyarakat sadar akan pentingnya program ini. Peran pemerintahpun diperlukan untuk mengontrol jalannya program KB. Jika program KB berhasil, maka penduduk di Jawa Tengah tidak perlu merasakan beberapa dampak fenomena ledakan jumlah penduduk. Dan tentu saja tingkat kesejahteraan penduduk di Jawa Tengah dapat meningkat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar