FITNAH
A.
Pengertian Sikap Fitnah
Fitnah dalam Bahasa Arab disebut dengan kata Fitnatun
, Fitanun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata fitnah diartikan
sebagai perkataan yang bermaksud menjelekan orang.
Kata fitnah dalam Al-qur’an mempunyai makna
yang berbeda. Al-Raghib al-Asfahani,mempunyai
arti membakar emas untuk mengetahui kadar kualitasnya.Kata tersebut digunakan
al-qur’an dalam arti diazab yang artinya hari pembalasan , hari ketika mereka
diazab dalam api neraka.
Fitnah
ini sebenarnya ditegakkan atas tiga perkara yaitu kedustaan, kedengkian dan kemunafikan. Fitnah tidak sekedar
menyebarkan berita buruk, tetapi juga mengadu domba dan memutar balikkan fakta.
Sehingga Allah SWT menggambarkan, bahwa
fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.
Perhatikan
Firman Allah SWT (QS. Al-Baqarah : 191) :
Terjemah :
Dan bunuhlah mereka
di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah
mengusir kamu (Mekah), dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan,
dan janganlah kamu memerangi mereka di
Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka
memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi
orang-orang kafir.
B. Nilai Negatif Sikap Fitnah
Sementara dampak yang ditimbulkan oleh fitnah
selalu negatif, tidak pernah ada yang positif. Karena itulah fitnah dikatakan
berbahaya.
Adapun bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh
fitnah antara lain sebagai berikut :
a. Menimbulkan kesengsaraan, baik bagi si pemfitnah maupun bagi yang di fitnah.
b. Menimbulkan keresahan ditengah masyarakat
c. Merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
d. Mencelakakan orang lain
e. Merugikan orang lain dan diri sendiri
f. Masuk Neraka (mendapat siksa)
g. Diancam tidak masuk Syurga, sebagaimana Hadist Nabi SAW tersebut ini :
• Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak akan masuk Syurga orang yang suka adu domba (memfitnah).” (HR. Bukhari)
a. Menimbulkan kesengsaraan, baik bagi si pemfitnah maupun bagi yang di fitnah.
b. Menimbulkan keresahan ditengah masyarakat
c. Merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
d. Mencelakakan orang lain
e. Merugikan orang lain dan diri sendiri
f. Masuk Neraka (mendapat siksa)
g. Diancam tidak masuk Syurga, sebagaimana Hadist Nabi SAW tersebut ini :
• Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak akan masuk Syurga orang yang suka adu domba (memfitnah).” (HR. Bukhari)
C.
Upaya menghindari sikap fitnah :
a. Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap masalah
b. Jangan membuka rahasia (aib) orang lain
c. Menumbuhkan rasa persamaan dan kasih sayang sesama manusia
d. Mengamalkan ajaran agama
e. Membiasakan diri bersyukur kepada Allah SWT dan merasa cukup atas segala pemberian Allah.
f. Menjauhi seluruh penyebabnya, seperti mengikuti hawa nafsu, persaingan duniawi yang tidak bersih
a. Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap masalah
b. Jangan membuka rahasia (aib) orang lain
c. Menumbuhkan rasa persamaan dan kasih sayang sesama manusia
d. Mengamalkan ajaran agama
e. Membiasakan diri bersyukur kepada Allah SWT dan merasa cukup atas segala pemberian Allah.
f. Menjauhi seluruh penyebabnya, seperti mengikuti hawa nafsu, persaingan duniawi yang tidak bersih
dan lain-lain
g. Berhati-hati dalam berbicara, bertindak dan dalam menerima kebenaran informasi.
g. Berhati-hati dalam berbicara, bertindak dan dalam menerima kebenaran informasi.
D.
Hikmah menghindari sikap fitnah :
1. Kedamaian dan ketentraman : Fitnah akan
menimbulkan kekacauan bagi masyarakat, sebaliknya, menghindari perilaku fitnah
membawa kedamaian dan ketentraman bagi semua orang.
2. Persaudaraan : Tidak saling memfitnah akan
tercipta persaudaraan di masyarakat , dan diantara mereka akan tercipta pula
rasa kasih sayang.
3. Akan terciptanya persatuan dan kesatuan di
dalam suatu masyarakat, dan akan terciptanya keharmonisan dan kedamaian hidup
di tengah-tengah masyarakat.
artikel ini sangat membantu;)
BalasHapus